undefined
undefined
‘Uzlah dan Dampak Positifnya
‘Uzlah dan Dampak Positifnya
‘Uzlah (pengasingan diri)
disini adlah ber-‘uzlah, dari segala
bentuk kejahatan. Ber-‘uzlah seperti
itu akan melapangkan dada dan mengikis semua kesedihan.
Ibnu Taimiyyah berkata, “Ada
keharusan bagi hamba untuk melakukan ‘uzlah
agar dapat beribadah kepada Allah,berdzikir kepada Nya,membaca ayat-ayat Nya
berdoa kepada-Nya,meminta ampunan-Nya,menjauhi tindakan-tindakan jelek.”
Dalam buku Shaidul Khatir, Ibnu al-Jauzi telah menuliskan tiga pasal yang
ringkasannya sebagai berikut: ”Saya tidak melihat dan tidak mendengar manfaat
yang lebih besar dari pada ‘uzlah.
Karena ‘uzlah adalah sebuah
ketenangan,sebuah keagungan,sebuah kemuliaan,sebuah tindakan untuk menjauhkan
diri dari keburukan dan kejahatan, sebuah kiat untuk menjaga kehormatan dan
waktu,sebuah cara untuk menjaga usia,sebuah tindakan untuk menjauhkan diri dari
orang-orang yang mendengki,sebuah pernungan terhadap akhirat,sebuah persiapan
untuk bertemu Allah,sebuah pemusatan jiwa dan raga untuk melakukan ketaatan
sebuah pemberdayaan nalarterhadap hal-halyang bermanfaat,dan sebuah eksplorasi
terhadap nilai dan hokum dari nash-nash yang ada.”
Alangkah indahnya ber-‘uzlah dengan buku; karena orang akan dapat menambah usia,dapat
menikmati kenikmatan dalam kesendirian,dapat mengembara menuju ketaatan,dan
dapat berjalan-jalan dalam prenungan.
Pada saat ber-‘uzlah kamu akan dapat mnyelami makna-makna,menangkap
butiran-butiran nilai,mernungkan tujuan-tujuan hidup,dan membangun menara ide
serta pemikiran.
Pada saat ber-‘uzlah ruh berada dalam kegembiraan,hati berada dalam kebahagiaan
terbesar,dan nurani berada dalam perburuan nilai-nilai.
Semua orang besar menyirami
‘tanaman’ kemuliaan mereka dengan ‘air’ ‘uzlah
sampai mereka menghasilkan buahnya yang bias di petik setiap saat dengan izin Rabb-Nya.
Ali bin Abdul Aziz al-Jurjani
berkata
“mereka
mengatakan padaku bahwa dalam dirimu ada kemurungan.
Sebenarnya mereka melihat seorang yang menjauhi sikap yang rendah.
Jika dikatakan,ada mata air,saya katakan saya melihatnya,namun jiwa
merdeka tahan terhadap rasa haus.
Saya tidak menunaikan hak ilmu jika setiap kali aku melihat sesuatu yang
menggiurkan kujadikan dia tangga bagi diriku
Apakah aku akan melakukan itu kemudian aku memetik kehinaan?
Itu sama dengan mengikuti kebodohan yang demikian pasti.
Andaikata orang berilmu menjaganya dia pasti menjaga mereka.
Andaikata mengagungkannya didalam jiwa pasti diagungkan.
Namun mereka mermehkannya,maka hinalah mereka
mereka mengotorinya dengan ketamakan hingga dia bermuka masam.”
Ahmad ibn Khalil al-Hanbali juga berkata,
“Siapa menginginkan kemuliaan dan ketenangan dari kesedihan panjang
melelahkan,
ia harus menyendiri dan rela dengan yang sedikit saja.
Bagaimana akan jadi bersih,jika ia hidup dari yang kotor.
Antara fitnah,celaan para penipu dan bujukan kata manis orang-orang
pendir.
Di tengah-tengah para penghasut dan kekerdilan orang-orang kikir
Ah,menyesal aku harus mengenal orang,menyesal harus mengenal jalan
hidupnya.
Sebenarnya mereka melihat seorang yang menjauhi sikap yang rendah.
Jika dikatakan,ada mata air,saya katakan saya melihatnya,namun jiwa
merdeka tahan terhadap rasa haus.
Saya tidak menunaikan hak ilmu jika setiap kali aku melihat sesuatu yang
menggiurkan kujadikan dia tangga bagi diriku
Apakah aku akan melakukan itu kemudian aku memetik kehinaan?
Itu sama dengan mengikuti kebodohan yang demikian pasti.
Andaikata orang berilmu menjaganya dia pasti menjaga mereka.
Andaikata mengagungkannya didalam jiwa pasti diagungkan.
Namun mereka mermehkannya,maka hinalah mereka
mereka mengotorinya dengan ketamakan hingga dia bermuka masam.”
Ahmad ibn Khalil al-Hanbali juga berkata,
“Siapa menginginkan kemuliaan dan ketenangan dari kesedihan panjang
melelahkan,
ia harus menyendiri dan rela dengan yang sedikit saja.
Bagaimana akan jadi bersih,jika ia hidup dari yang kotor.
Antara fitnah,celaan para penipu dan bujukan kata manis orang-orang
pendir.
Di tengah-tengah para penghasut dan kekerdilan orang-orang kikir
Ah,menyesal aku harus mengenal orang,menyesal harus mengenal jalan
hidupnya.
Qadhi Ahmad ibn Abdul Aziz al-Jurjani
berkata,
“Tak pernah kunikmati manisnya hidup hingga teman dudukku rumah dan
buku.
Tak ada yang lebih mulia daripada ilmu karenanya aku mencarinya untuk
teman akrab.
Kehinaan itu ada karena pergaulan,tinggalkanlah mereka dan hidup mulia.”
“Tak pernah kunikmati manisnya hidup hingga teman dudukku rumah dan
buku.
Tak ada yang lebih mulia daripada ilmu karenanya aku mencarinya untuk
teman akrab.
Kehinaan itu ada karena pergaulan,tinggalkanlah mereka dan hidup mulia.”
Penyair yang lain berkata,
“Aku diam dalam kesendirian dan tinggal dalam rumahku, ada rasa tenteram,dan tumbuh berkembang kebahagiaanku.
Kuputuskan hubunganku dengan sesama,dan aku tidak peduli apakah pasukan telah berangkat atau panglima telah menunggang kudanya.”
“Aku diam dalam kesendirian dan tinggal dalam rumahku, ada rasa tenteram,dan tumbuh berkembang kebahagiaanku.
Kuputuskan hubunganku dengan sesama,dan aku tidak peduli apakah pasukan telah berangkat atau panglima telah menunggang kudanya.”
Al-Humaydi al-Muhaddats berkata,
Pertemuan dengan manusia tak akan mendatangkan faedah apa-apa, kecuali hanya menambah pembicaraan yang tak tertata
Kurangilah intensitas bertemu dengan mereka selain untuk menuntut ilmu atau kebaikan
Pertemuan dengan manusia tak akan mendatangkan faedah apa-apa, kecuali hanya menambah pembicaraan yang tak tertata
Kurangilah intensitas bertemu dengan mereka selain untuk menuntut ilmu atau kebaikan
Ibn faris berkata,
“Mereka berkata,bagaimana keadaanmu,kujawab,baik.
Satu kebutuhan terpenuhi dan yang lainnya tidak
Jika kesedihan telah menyesakkan dada
Saya katakana, semoga akan datang suatu hari dengan bantuan
Temanku adalah kucingku,sahabat jiwaku adalah buku-buku sedangkan kekasiku adalah lentera malam.”
“Mereka berkata,bagaimana keadaanmu,kujawab,baik.
Satu kebutuhan terpenuhi dan yang lainnya tidak
Jika kesedihan telah menyesakkan dada
Saya katakana, semoga akan datang suatu hari dengan bantuan
Temanku adalah kucingku,sahabat jiwaku adalah buku-buku sedangkan kekasiku adalah lentera malam.”
0 komentar:
Posting Komentar